Intelektual adalah kemampuan intelek sendiri untuk berpikir dengan visualisasi dan memahami berbagai hal, terutama ide-ide yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.(Amaral, 2018).
Intelektual juga merupakan sesorang yang mempunyai kemampuan sendiri untuk meperoleh ilmu pengetahuan dan membuat perubahan dalam ide-ide yang dipikirkan untuk menjadi sesorang yang profesional. (Amaral, 2018).
Setiap individu memiliki otak yang
digunakan untuk berpikir. Berpikir itu merupakan gabungan antara kecerdasan,
intelektual, dan intelegensi. Semua itu adalah satu kesatuan yang saling
terkait.
Kata Intelek berasal dari kosakata Latin yaitu: intellectus yang
berarti pengertian, pemahaman dan kecerdasan. Dalam pengertian sehari-hari
kemudian berarti kecerdasan, kepandaian, atau akal.
Pengertian intelek ini
berbeda dengan pengertian taraf kecerdasan atau intelegensi. Intelek lebih
menunjukkan pada apa yang dapat dilakukan manusia dengan intelegensinya; hal
yang tergantung pada latihan dan pengalaman.
Kata ‘intelektual’ berkaitan dengan kata ‘intelek’. Intelek
berarti “istilah psikologi tentang daya atau proses pikiran yang lebih tinggi
yang berkenaan dengan pengetahuan; daya akal budi; kecerdasan berpikir. Kata
intelek juga berkonotasi untuk menyebut kaum terpelajar atau kaum cendekiawan.”
Sedangkan kata intelektual berarti suatu sifat cerdas, berakal, dan berpikiran
jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. Kata intelektual juga berkonotasi sebagai
kaum yang memiliki kecerdasan tinggi atau juga disebut kaum cendekiawan.
Artinya, kerja intelektual bukan hanya kerja berpikir. Harus
ada bagian intuisi selain logika yang berfungsi sebagai pengawal etik logika.
Di sinilah peran agama yang kemudian terkenal dalam ungkapan Albert Einstein
bahwa “ilmu tanpa agama buta, agama tanpa dan ilmu lumpuh”(Keith Ward, 2002).
Dari pengertian istilah, intelektualisme adalah sebuah
doktrin filsafat yang menitikberatkan pengenalan (kognisi) melalui akal serta
secara metafisik memisahkannya dari pengetahuan indera serapan. Intelektualisme
berkerabat dengan rasionalisme. Dalam filsafat Yunani Purba, penganut
intelektualisme menyangkal kebenaran pengetahuan indera serta menganggap
pengetahuan intelektual sebagai kebenaran yang sungguh-sungguh.
Di dalam filsafat modern, intelektualisme menentang
keberatsebelahan sensasionalisme yang hanya mengandalkan indera, antara lain
didukung oleh Rene Descartes (1596-1650), kaum Cartesian, serta sampai batas
tertentu oleh Spinizisme. Pada masa kini bercampur dan tambah dengan aliran
agnitisme intelektualisme dibela positivisme logikal (Hassan Shadily, 1980).
Menurut Chaplin
(1981: 5), intelektual adalah proses kognitif, proses berfikir, daya
menghubungkan, kemampuan menilai, dan kemampuan mempertimbangkan dan juga
merupakan kemampuan mental atau intelegensi.
Kecerdasan
(Intelektual) individu berkembang sejalan dengan interaksi antara aspek
perkembangan yang satu dengan aspek perkembangan yang lainnya dan antara
individu yang satu dengan individu yang lainnya begitu juga dengan alamnya.
Oleh karena itu, individu mempunyai kemampuan untuk belajar dan meningkatkan
potensi kecerdasan dasar yang dimiliki.
Demikian pengertian tentang Apa itu Intelek dan Intelektual? Semoga bermanfaat buat Semua.
0 komentar:
Posting Komentar